Rabu, 04 Maret 2015

MEMAHAYU HAYUNING BAWONO.

KEMBALILAH KEPADA TUHAN UNTUK MEMANUSIAKAN DIRI KITA MASING-MASING.

Dalam bahasa Jawa, dikenal sesanti tentang Manusia, bahwa adalah kewajiban Manusia untuk "MEMAHAHYU HAYUNING BAWONO".
Bagi saudara-saudaraku yang bukan orang Jawa, perlu saya jelaskan arti dari sesanti tersebut. Memahayu, berasal dari akar kata : hayu, atau ayu, yang dalam bahasa Indonesia berarti indah, cantuik, molek, Dari ayu dapat menjadi rahayu, yang berarti selamat. Dengan demikian Memahayu befrati membuat indah. Hayuning berarti keindahan. Bawono dapat berarti dunia, ialah masyarakat makhluk hidup. Dunia manusia adalah masyaralat manusia penghuni bumi. Dunia binatang adalah seluruh hewan/binatang yang ada di bumi (Fauna). Dunia tumbuhan (Flora) adalah seluruh tumbuhan yang ada di bumi.
Peran atau kewajiban Manusia menurut sesanti tersebut, berarti bahwa seyogyanyalah MANUSIA MEMBUAT INDAH BUMI DAN ISINYA YANG SUDAH INDAH.
Kita yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam sesanti Jawa disebut sebagai SANGKAN PARANING DUMADI, bahwa Tuhan adalah asal segala makhluk dan menjadi tujuan dari semua makhluk, percaya bahwa Tuhan menciptakan bumi dengan segala makhluk yang mengisi bumi mempunyai tujuan tertentu. Buktinya, ada banyak petunjuk berupa wahyu, yang kemudian menjadi Buku Suci berbagai Agama, yang secara hakekat semua mengajarkan manusia untk berbuat kebaikan untuk keindahan dan keselamatan kehidupan di bumi.
Dengan melihat keadaan dunia dan bumi kita yang sedang dilanda krisis, seperti yang disebut sebagai GLOBAL WARMING, CILIMATE CHANGE, KRISIS ENERGI dan lain-lainnya, menunjukkan kalau umat manusia yang ada di bumi belum mampu memperindah bumi dan memperindah kehidupan di bumi, apalagi untuk mencapai keselamatan bagi bumi dan isinya.
Manusia masih dihadapkan pada adanya sebagian manusia mengalami kemiskinan, macam-macam penyakit yang belum dapat ditemukan obatnya, masih harus setiap saat ada kecelakaan yang membawa korban, masih banyak terjadi bencana alam yang membawa kerugian dan korban.
Apakah manusia sadar, bahwa dirinya BELUM MERUPAKAN MANUSIA SEPERTI YANG DIKEHENDAKI OLEH TUHAN?
Bagi kita yang percaya Tuhan yang Maha Esa, JALAN KELUAR DARI BERBAGAI HAL YANG MENYUSAHKAN KEHIDUPAN KITA ADALAH KEMBALI KEPADA TUHAN.
MARILAH KITA BERJUANG UNTUK MENJALANKAN KEHIDUPAN KITA DENGAN TUNTUNAN TUHAN MELALUI AGAMA MASING-MASING, MENURUT BUKU SUCI MASING-MASING AGAMA ITU SENDIRI.